Jumat, Oktober 30, 2009

pagi di pinggir sungai

foto-foto pagi hari di pinggir sungai.....













Baca selengkapnya...

Kamis, Oktober 29, 2009

BERSEDEKAH

Harta yang kita memiliki terdapat hak orang lain yang membutuhkan. harta hanyalah titipan. sudah sepatutnya kita berbagi dengan semua saudara-saudara kita yang membutuhkan. sedekah merupakan bagian dari ibadah yang akan membentuk karakter kita menjadi pribadi yang dermawan.

tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah....
bersedekah dengan ikhlas akan menjadikan seseorang yang tangguh secara akhlak & mental, kuat secara ekonomi karena membuat roda ekonomi berputar- kesenjangan ekonomi bisa juga dieliminir.

banyak manfaat bersedekah baik untuk diri kita maupun orang lain.
manfaat baagi kita :
- pribadi yang kuat
- membersihkan harta kita
- menambah rasa nikmat yang telah kita terima
- menambah pahala n silaturahmi

untuk orang lain :
-meringankan beban orang lain
-membahagiakan orang lain
-menambah silaturahmi

yuk....budayakan bersedekah dengan sebagian harta kita
Baca selengkapnya...

Rabu, Oktober 28, 2009

BERSYUKURLAH

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa....... jangan pernah kita lupakan. tanpa rasa syukur maka kita akan semakin dekat berteman dengan syetan. Bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan Maha Pencipta kepada kita semua. Rasa syukur itu amat perlu dan dibutuhkan oleh diri kita sehingga kita selalu berada dalam jalan yang benar, menghindarkan diri kita dari rasa tafakur.

Bersyukur membuat kita menikmati hidup, banyak ungkapan dan tindakan yang mencerminkan rasa syukur kita kepada Alloh Sang Maha Pencipta. Dalam keadaan apapun kita harus selalu bersyukur kepada-Nya.

Yup...
pertanyaannya pada diri kita masing-masing.
apakah kita masih sering berkeluh kesah??
apakah kita masih sering merasa sesuatu itu tidak adil ??
apakah kita slalu merasa kurang terhadap apa yang sudah kita punyai??
semua kembali terlebih dulu ke diri kita masing-masing.......dan diri kita yang bisa menjawabnya. saya yakin.....kita bisa selalu bersyukur kepada Alloh atas karunia dan nikmat-Nya

semoga kita tetap diberi jalan untuk mengucap dan melakukan tindakan yang mencerminkan rasa syukur kita. amiiin



Baca selengkapnya...

MERASA BISA (1)

bersyukurlah jika kita telah diwanti-wanti oleh orang tua kita (sejak kecil) agar tidak bersifat sombong dan merasa bisa akan segala sesuatu. jangan sombong ...itulah yang sering kita katakan, tapi bisakah kita introspeksi apakah kita benar2 tidak menjadi orang yang sombong ???

Ringan diucapkan, ringan ditulis tetapi sangat sulit dilakukan. well, tanpa kita sadari terkadang kesombongan telah merasuki diri kita entah itu kata2 kita, perbuatan kita ataupun perasaan dan pikiran kita. memang tidak mudah untuk menjadi seorang pribadi yang 'bisa merasa bukan merasa bisa'.

penyakit hati yang satu ini banyak menyesatkan kita semua. sebagai contoh ringan : apabila kita merasa sudah bisa melakukan sesuatu maka kita lupa akan bersyukur, lupa untuk belajar lagi....akibatnya kita berada dalam suatu lingkaran yang menyebabkan kita tertinggal jauh di belakang.

bersambung......

Baca selengkapnya...

APA YANG KITA SOMBONGKAN ??

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”

Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.

Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Sumber : Milist [BPS Pertamina 2008]

Baca selengkapnya...

Senin, Oktober 05, 2009

Habis Mudik...mulai ngeblog lagi...

dah lama rasanya gak kirim atau buka blog ku ini...sepertinya harus mulai berbenah dan segera dapat aktif kembali nih sob.

mulai lagi dengan sentilan-sentilan dan asal corat- coret....

Baca selengkapnya...